YOGYAKARTA: Raja Keraton sekaligus Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan pesan mendalam saat dilangsungkannya penandatangan prasasti pemugaran ruang adorasi dan Gua Maria di kompleks Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran, Yogyakarta Minggu (18/8/2019).

“Pemugaran ruang adorasi dan Gua Maria di gereja ini bukan menjadi hal yang utama. Yang lebih penting membangun mental dan hati agar umat di Gereja Kumetiran semakin menghayati apa yang diajarkan Yesus dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ujar Sultan HB X dalam sambutan yang dibacakan Wagub DIY Paku Alam X pada Peringatan HUT ke 75 Paroki Kumetiran di gereja setempat, Minggu (18/8/2019).

Pesta berlian atau peringatan ultah ke 75 Paroki Kumetiran ditandai dengan penandatangan prasasti selesainya pemugaran ruang adorasi dan Gua Maria di kompleks gereja tersebut.

Di samping Gua Maria juga dibangun patung Pieta, sebuah patung yang menggambarkan Bunda Maria memangku jenazah Yesus yang mati disalib.

Usai perayaan ekaristi syukur,  Paku Alam dan Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko menandatangi prasasti pemugaran ruang adorasi dan Gua Maria di kompleks  gereja itu.  

Wagub Paku Alam X juga menandai pemugaran Gua Maria, dengan meletakkan vas bunga di bawah patung Pieta, sedangkan Wakil Walikota Yogya Heru Purwadi menandai selesainya pemugaran ruang adorasi dengan potong buntal di pintu masuk tempat doa tersebut.

Menurut Sultan, ruang adorasi dan Gua Maria yang megah tak berarti tanpa diimbangi sikap dan perilaku serta iman pemeluknya.

Dengan selesainya pemugaran ruang adorasi dan Gua Maria tersebut diharapkan umat bisa mediatasi dan  berdoa, lebih mendekatkan diri pada Tuhan secara pribadi.

Yang muaranya tentu akan semakin meningkatkan semangat umat untuk lebih taat beribadat. Dengan semakin dekat pada Tuhan, kata Sultan,  maka akan lebih kuat menghadapi gejolak hidup, sehingga umat tertempa dan berkualitas hidupnya.

“Jadikan ruang adorasi sebagai ruang khusus yang benar-benar tenang dan nyaman untuk mencari jawaban Tuhan, atas segala persoalan yang dihadapi umat. Jadikan ulang tahun ke 75 paroki ini sebagai momentum untuk semakin meneguhkan Gua Maria sebagai lokasi wisata religi, memupuk iman dan ketakwaan untuk napak tilas rohani umat Katolik,” ujar Ngarso Dalem.

Uskup Rubiyatmoko dalam homilinya tak mampu menutupi rasa bangganya karena pesta berlian paroki  ini  dikemas bagus dengan mengusung tema Berbagi-Peduli-Perhatian.  

Berlian dimaknai suka berbagi, peduli dan perhatian. “Kita semua diajak untuk mewujudkan kepedulian dengan berbagi dalam masyarakat yang multikultural,” ujar Rubi.

Ketua panitia Antonius Joko Tirtono menyampaikan, Paroki Kumetiran dalam kegiatan ultahnya kali ini terlibat berbagi berkat dalam masyarakat multikultural, lewat gerakan material renovasi rumah dan jambanisasi.

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan,  di antaranya donor darah, kenduri lintas iman, dan lomba futsal orang muda.  Usai perayaan ekaristi syukur, umat pesta bersama dengan makan nasi kuning. (WIT)