BERITANET.ID – Banyaknya platform media sosial, mendorong semua orang untuk membuat video, termasuk para wartawan di Yogyakarta yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Jogja (Warjog).
Di tengah disrupsi teknologi yang menghantam perusahaan media mainstream, wartawan dituntut memiliki keterampilan di bidang lain (multitasking) agar tetap berdaya, salah satunya memiliki keterampilan di bidang pembuatan film.
Salah satu bagian penting dalam proses pembuatan film (pendek atau panjang) adalah penulisan naskah/skenario film (skrip). Guna meningkatkan keterampilan wartawan menulis skrip, Warjog berinisiasi menggelar Workshop Penulisan Naskah Film menghadirkan narasumber Agus Noor (Sastrawan dan penulis naskah) di Pendapa Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Jalan Cendana Yogyakarta, Kamis (30/5). Kegiatan ini didukung oleh Dinas Kebudayaan DIY.
Agus Noor mengatakan, wartawan yang sehari-hari menulis berita dengan kaidah penulisan 5W + 1H sebenarnya sudah bisa menulis cerita, hanya teknisnya saja yang sedikit berbeda dengan penulisan naskah film (skrip). “Saya setuju wartawan terampil menulis naskah film, sebagai diversifikasi, di samping tugas pokoknya menulis berita/news,” katanya.
Agus menjelaskan, bahwa dalam teknik penulisan skenario film, identifikasi penulisannya hanya mengidentifikasi tempat untuk pengambilan gambar/syuting, misalnya di dalam ruang atau luar ruang. Kemudian penjelasan suasananya, siang atau malam. Lalu penulisan dialog pemainnya.
“Itu untuk penulisan satu scene, nanti untuk scene berikutnya tinggal diganti lokasinya di mana, suasananya bagaimana dan dialog pemainnya. Jadi teknik penulisan skrip ini dimaksudkan untuk memudahkan sutradara dan tim lainnya saat proses produksi film sehingga persepsinya bisa sama (satu persepsi),” ujarnya.
Menurut Agus, film yang baik adalah yang bisa menyampaikan pesan kepada penonton melalui gambar yang disajikan, sehingga apabila pesan sudah bisa tersampaikan cukup dengan gambar atau ekspresi pemainnya, tidak perlu ada dialog di dalamnya. “Seperti di film-film Hollywood, sutradara akan memaksimalkan gambar untuk menyampaikan pesan dan menghilangkan dialog yang tidak perlu,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan Agus, yang mahal dari sebuah film adalah ide ceritanya, di samping kualitas filmnya secara keseluruhan. Oleh karena itu seorang penulis naskah film akan mencari terus ide-ide cerita di mana pun ia berada, diimbangi kemampuan story telling agar digemari penonton, seperti halnya sinetron yang sampai berseri-seri, karena ceritanya sangat menarik. “Wartawan punya kelebihan karena bertemu banyak orang, sehingga banyak ide sebagai bahan penulisan naskah film,” ujarnya.
Pengurus Warjog, Huda Tahril mengatakan, Komunitas Warjog terbentuk pada Februari 2024 didasari keinginan memiliki sebuah wadah berorganisasi (yang setara/equal antar anggotanya) sekaligus pemberdayaan wartawan yang mandiri.
Menurutnya, wartawan memiliki potensi besar yang bisa dimaksimalkan. “Melalui Warjog, ide dan gagasan dari teman-teman wartawan bisa dicurahkan, bebas karena anggota di sini kedudukannya setara,” ujarnya.
Dikatakan Huda, saat ini Warjog dipercaya oleh Polda DIY dan Pemda DIY untuk projek pembuatan video pendek Iklan Layanan Masyarakat (ILM). Video ILM bikinan Warjog pun telah tersebar di berbagai platform media sosial dan bisa dilihat oleh khalayak. “Kami (Warjog) membuka kesempatan instansi lain untuk bekerja sama dengan Warjog,” katanya.
Meskipun para anggotanya adalah wartawan yang aktif melakukan kegiatan jurnalistik (liputan) setiap harinya, namun Warjog tidak lupa pada peningkatan kompetensi anggotanya pada bidang yang sedang dikerjakan. “Workshop penulisan naskah ini salah satu upaya kami (Warjog) agar para anggotanya (wartawan) mampu menulis naskah film yang baik. Semoga ini terus berkembang dan wartawan semakin sejahtera, sebagaimana tujuan pendirian Warjog,” tutur Huda.