Mahasiswanya Meninggal di Kos Diduga Derita TBC, Ini Penjelasan UMY Yogya

BERITANET.ID : Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinisial UA, 21 tahun, ditemukan meninggal Jumat, 24 Maret 2023 di kamar kos-nya.

Dari penelusuran pihak kampus, UA diduga meninggal akibat sakit TBC atau tuberkulosis berdasarkan riwayat pengobatan dan informasi rumah sakit yang sempat merawatnya.

“Sebelum meninggal UA sempat berkomunikasi dengan Dosen Pembimbing Akademik (DPA) nya,  kalau ia sedang melakukan pemeriksaan kesehatan di PKU Muhammadiyah Gamping,” kata Faris Al-Fadhat, selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UMY Selasa 28 Maret 2023.

Mahasiswa asal Demak Jawa Tengah itu, pada Senin 13 Februari 2023 sudah mengajukan izin sakit kepada dosennya disertai surat keterangan sakit.

Dua minggu kemudian, mahasiswa semester akhir Program Studi Ilmu Keperawatan itu menghubungi lagi dosennya dan menjelaskan bahwa kondisi kesehatannya semakin menurun,

Sang dosen lantas meminta UA untuk kembali melakukan cek kesehatan. Pada Selasa 14 Maret 2023, UA sempat diantar temannya untuk melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.

Lalu pada Jumat, 17 Maret 2023 UA kembali ke kampus dan mengikuti perkuliahan seperti biasa. Namun esok harinya, 18 Maret, UA kembali mengajukan izin sakit dan absen ke kampus.

Pada senin 20 Maret 2023, UA diketahui tidak mengikuti ujian namun sore harinya masih mengirim pesan pada temannya terkait perkuliahan.

Saat dihubungi dosen pembimbingnya pada 24 Maret 2023, UA diketahui tidak kunjung membalas. Hingga rekannya menemukan mahasiswa itu telah meninggal di kamar kos-nya.

“Setelah terkonfirmasi meninggal, kami langsung menghubungi pihak keluarga almarhum dan turut mengantarkan jenazah ke rumah duka di Demak,” ungkap Faris.

Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh almarhum UA, dan mengingat akan ada kemungkinan penularan, hingga tiga hari ke depan atau sampai akhir Maret, UMY masih akan melakukan screening TBC kepada seluruh dosen, staf dan mahasiswa.

“Hasil tracing yang dilakukan sementara ini, terdapat 16 mahasiswa yang sempat melakukan kontak langsung dengan almarhum,” kata dia.

Seluruh kontak erat itu sudah selesai diidentifikasi dan sudah diminta untuk beristirahat di rumah sambil dipantau kondisi kesehatan mereka hingga dua minggu ke depan.

“Sejauh ini, tidak ada gejala apapun yang dialami oleh 16 mahasiswa kontak erat tersebut,” kata dia.

Jika dalam dua minggu pemantauan dan tidak ditemukan gejala apapun, para kontak erat itu dapat kembali mengikuti perkuliahan secara normal.