BERITANET.ID: Sebuah upaya untuk merawat dan melestarikan Tari Lengger sebagai jati diri Wonosobo dilakukan pemerintah daerah setempat. Salah satunya lewat ajang Lengger Idol 2022 yang berakhir, Jumat (23/12/2022) malam, di Halaman Gedung Adipura, Wonosobo.
Ketika generasi Z dan generasi Alpha saat ini lebih mengakrabi gadget, budaya pop dan juga media sosial, apa yang dilakukan Pemkab Wonosobo, dalam melestarikan lengger, menjadi komitmen kuat untuk mengikuti konsepsi Trisakti Bung Karno.
Salah satu butir konsepsi tersebut adalah negara yang besar dan kuat harus berkepribadian dalam berkebudayaan. Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menyebutkan, lengger sejatinya sudah membumi sebagai kesenian tradisional. Namun, eksistensi lengger mendapat ancaman serius dengan maraknya budaya barat yang digandrungi generasi muda.
“Kesenian ini sudah membumi menjadi kesenian tradisional. Tapi, kadang masih ada yang melihat seni lengger dari sisi-sisi yang miring. Oleh sebab itu, hari ini kita laksanakan sebagai bentuk penghormatan kami, pembelajaran kami, kepada anak-anak bangsa umumnya bahwa seni lengger bisa kita nikmati, bisa kita hayati,” ungkapnya.
Meskipun dalam literatur sejarah, tarian ini dirintis di Dusun Giyanti, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, yaitu Rama Goondowinangun pada sekitar tahun 1910, namun ada penelitian yang menyebutkan lengger juga pernah digunakan sebagai media dakwah dari Sunan Kalijaga.
Oleh karena itu, Afif sebagai Bupati pada daerah berjuluk Soul of Java itu ingin masyarakat memahami hakikat kesenian tradisional lengger yang menjadi ciri khas di Wonosobo dan sekitar eks Karasidenan Banyumas.
“Di situ ada filosofi yang harus kita ketahui. Ada pesan-pesan moral yang harus dipahami sehingga yang ditampilkan saat ini adalah esensi yang sesungguhnya,” tutur bupati yang juga kader PDI Perjuangan ini.
Sementara itu, Isnaeni, anggota DPRD Jawa Tengah, menyambut baik ajang Lengger Idol yang dihelat Pemkab Wonosobo. Isnaeni meyakini, seni tak hanya sebagai wahana untuk berekspresi semata namun juga merekatkan persaudaraan.
“Saya meyakini dengan adanya kebudayaan, menjadi sebuah alat silaturahmi untuk mewujudkan guyub rukun dan kekompakan untuk bersama-sama membangun Kabupaten Wonosobo,” terangnya.
Tak ingin tergerus
Isnaeni pun telah mengulurkan bantuan untuk membantu 100 kelompok seni tari lengger yang ada di Wonosobo agar dapat eksis berkebudayaan.
“Ketika budaya sampai tergerus oleh budaya luar, tentunya Wonosobo akan menjadi Wonosobo yang kurang harmonis, Wonosobo yang terpecah belah. Oleh karena itu, saya dan Pemkab selalu memberikan bantuan sebagai bentuk support untuk kegiatan budaya yang luar biasa,” kata Isnaeni.
Sementara itu, Eka Gunadi, Ketua Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Wonosobo, menegaskan, pelestarian lengger juga merupakan manifestasi dari program mengangkat citra Wonosobo sebagai Soul of Java.
“Ini sebenarnya masuk dalam branding Wonosobo sebagai Soul of Java. Sehingga ajang Lengger Idol 2022 ini menjadi salah satu ikon wisata di Wonosobo,” ungkapnya.
Utari Lukita dari Kecamatan Laksono, Wonosobo, yang memenangkan Lengger Idol 2022 mengaku tak menyangka dapat menjadi juara pertama. Utari pun mengenal kesenian lengger sejak kecil.
“Karena saya sendiri kebetulan dari keluarga seni jadi turun temurun dari simbah ke saya sudah tiga generasi. Tapi saya sendiri kaget dapat menjadi juara,” terangnya.
Dalam acara Lengger Idol 2022 ini Pemkab Wonosobo juga mengundang Ketua DPRD Wonosobo Eko Prasetyo Heru Wibowo SH, Wakil Ketua Bidang Rekrutmen dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Sofwan D Ardyanto. Tak lupa, unsur Forkopimda juga turut hadir dalam acara ini, yakni Dandim Wonosobo Letkol Inf Rahmat, serta Kapolres Wonosobo AKBP Eko Novan. (Red)