BERITANET.ID: Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur bermitra dengan anggota Komisi IX DPR RI Yahya Zaini berkolaborasi melaksanakan program sosialisasi mengenai KIE Program Bangga Kencana sebagai upaya penanganan bersama mengenai permasalahan stunting di Gedung Serbaguna Desa Rowomarto, Kec Patianrowo Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Hadir sejumlah narasumber dalam kegiatan ini yaitu dari Tenaga ahli DPR RI Komisi IX Salikma`wal Murtadho S.T, dari BKKBN Provinsi Jawa Timur hadir Uni Hidayati S.T , M.A, dan dari BKKBN Kabupaten yang dihadiri oleh Dra. Widyawstuti Sidharti M. Si.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa tamu undangan yaitu Fathonin Kanif Selaku Intel Polsek Patianrowo serta Cobib Umar selaku Komsos Koramil Patianrowo.

Kegiatan sosialisasi ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars BKKBN yang menjadi kebanggaan bersama. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan sambutan dari beberapa pihak diantaranya dari tuan rumah sendiri yaitu Sofa Rini, Amd. Kes.

Setelah sambutan selesai masuk kepada rangkaian acara berikutnya yaitu acara inti, pemaparan materi sosialisasi mengenai Stunting

Saat menyampaikan pemaparannya Uni Hidayati S.T , M.A menyampaikan bahwa BKKBN menjadi penggerak utama dalam program percepatan penurunan stunting.

“Dalam hal ini BKKBN dipilih karena bidangnya sesuai dan mampu menjangkau hingga ranah terkecil masyarakat, yaitu hingga wilayah dusun dan hingga sasaran kepada remaja,” kata Uni Hidayati S.T , M.A.

Peran BKKBN ini bukan hanya menggandeng pemerintah dalam bersinergi melaksanakan program ini, namun juga berperan dan bersinergi dengan perguruan tinggi dalam meluaskan dan memperdalam edukasi mengenai stunting ini.

“Stunting ini menjadi urgent untuk diselesaikan karena memiliki dampak jangka panjang yang ketika tidak terselesaikan akan menurunkan kualitas SDM Indonesia di masa depan,” kata Uni.

Uni menjelaskan bahwa stunting ini  merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga tubuh anak lebih pendek dari usianya. Hal ini bisa di sebabkan karena banyak faktor diantaranya faktor ekonomi keluarga, masalah lingkungan dan sanitasi, kemudian juga masalah non kesehatan.

Beliau memaparkan bahwa gelaja dari stunting ini adalah anak memiliki badan yang lebih pendek dari anak seusianya kemudian berat badan dan pertumbuhan tulangnya juga terhambat dan lebih rendah dari anak seusianya.

Dampak stunting bukan hanya anak memiliki tinggi badan yang rendah/ pendek tetapi juga berdampak pada tingkat intelegensinya. anak dengan kondisi stunting cenderung rentan terkena penyakit, produktifitas nya rendah , dan bahkan memiliki dampak panjang kedepan berupa peningkatan kemiskinan dan kesenjangan.

Stunting ini bukan sebuah penyakit, dan stunting ini dapat dicegah dengan dua cara, yaitu melalui pencegahan internal dan pencegahan eksternal. pencegahan internalnya antara lain pemenuhan nutrisi di 1000 hari pertama kehidupan karena fase pertumbuhan dan perkembangan di 1000 hari pertama kehidupan merupakan fase golden age yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan fisik dan kemampuan otaknya, sehingga harus dimaksimalkan pemenuhan gizinya.

Kemudian yang kedua adalah pencegahan secara eksternal, pemcegahan secara eksternal dapat dilakukan dengan berbagai cara diantara nya adalah memastikan pemenuhan nutrisi ibu ketika hamil, edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja, memperbaiki kualitas air dan sakitasi dirumah/dilingkungan tempat tinggal, melakukan imunisasi secara rutin serta menerapkan pola asuh yang tepat dari ayah dan ibu untuk anak-anaknya.

Sosisalisasi ini berjalan dengan menarik dan penuh dengan antusias, banyak warga yang hadir dan menyampaikan berbagai pendapatnya.

Salah satu warga desa yang hadir dalam sosialisasi ini menyampaikan bahwa tingkat pernikahan di I di Kab. Nganjuk ini tergolong tinggi, dan pernikahan dini ini salah satu penyebab dari stunting. melalui program sosialisasi seperti ini, masyarakat  merasa terbantu dan lebih teredukasi dalam upaya penvcegahan dan penanganan stunting.

Sebagai bentuk apresiasi, diakhir acara diberikan berbagai doorprize menarik untuk masyarakat yang di dapatkan dengan cara diundi
Percepatan penurunan stutning ini menjadi tanggung jawab kita bersama, melalui sinergi dari BKKBN, DPR RI Komisi IX, Pemerintah, Perguruan tinggi dan masyarakat program ini akan jauh lebih terinternalisasi dengan baik, karena kolaborasi dan sinergi antar bagian dilaksanakan secara maksimal. tahun 2030 Indonesia berada dalam fase bonus demografi yang mana dalam fase  ini dibutuhkan SDM yang berkualitas, kualitas ini salah satunya dibentuk karena anak yang lahir juag dibesarkan dan di didik dengan tepat, agar tidak stunting.

Karena ketika seorang anak stunting, maka bukan hanya dari segi fisik yang kurang namun juga daya intelegensianya. (Red)