Festival Dakon Terbesar Di Museum HOJ

YOGYAKARTA: Museum History of Java (HOJ) Yogyakarta menggandeng Pemerintah Bantul bakal menggelar festival dakon atau congklak terbesar yang pernah ada di Indonesia pada November 2019 mendatang.

Festival yang akan dipusatkan di area museum HOJ di Jalan Parangtritis km 5,5 Sewon Bantul tersebut bakal diikuti tak kurang 3000 peserta baik kelompok anak, umum, dan keluarga.

Pelaksaanan festival sendiri terbagi menjadi dua tahap yakni 16-17 November yang dilanjut 23-24 November 2019.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul Isdarmoko mengatakan festival dakon ini akan menjadi momentum untuk mengingat dan melestarikan lagi dolanan tradisional yang sarat nilai.

“Festival dakon ini relevan dengan kebijakan pemerintah daerah, ini bagian menggiatkan tradisi di kalangan generasi muda,” ujar Isdarmoko ditemui di sela Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se Bantul di Museum History Of Java atau HOJ, Bantul Selasa (27/8)

Isdarmoko menilai tak gampang untuk mengenalkan tradisi pada generasi muda karena sebagain telah merasa asing akibat kurangnya sosialisasi dan ruang untuk pembelajaran itu. Sehingga pengenalan tradisi lewat dolanan dakon dalam festival ini bisa menjadi pintu masuk mengingatkan lagi bahwa Indonesia khususnya Jawa memiliki sejarah dolanan sarat nilai itu.

“Tak bisa dipungkiri generasi muda kita lebih tertarik budaya dari luar yang tak jelas juntrungannya (arahnya), mereka sebagian lebih melek budaya asing daripada sejarahnya sendiri,” ujarnya.

“Makanya kami sangat apresiasi dan mendukung sekali festival dakon ini digelar di museum HOJ ini,” ujar Isdarmoko.

Dari dakon ini, ujar Isdarmoko, pemainnya belajar banyak hal. Misalnya belajar sabar saat teman mainnya sedang menghitung biji dakon. Dakon juga mengajarkan pemain konsentrasi serta bersikap jujur alias tidak curang saat menghitung biji dakon.

“Banyak sekali nilai yang diajarkan lewat dakon ini,” ujarnya.

Isdarmoko menambahkan festival dakon ini telah disosialisasikan pihaknya dari para anak yang duduk di tingkat Taman Kanak Kanak hingga SMA untuk ikut serta dalam kegiatan itu sembari belajar sejarah Jawa di museum HOJ yang menurutnya sangat representatif untuk mempelajari sejarah asal usul Jawa itu.

Terlebih di Museum HOJ itu juga disimpan ratusan benda benda kuno termasuk diantaranya dakon kuno dari abad 16-17 serta benda sejarah lain yang tak kalah menarik dipelajari.

“Kami sosialisasikam juga festival dakon ini dari tingkat TK sampai SMA agar mendukung dan berperan serta pada kegiatan ini,” ujarnya.

Manajer Pengembangan dan Penelitian dari Holding D Topeng Kingdom Grup, selaku pengelola HOJ Museum, Yulianto dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Festival Dakon yang akan dihelat di Museum HOJ itu mulai tanggal 16-17 dan 23- 24 November 2019 mendatang akan memperebutkan Piala Bupati Bantul.

“Festival Dakon untuk segala usia, baik perorangan, grup maupun keluarga dengan memperebutkan Piala Bupati. Bagi pengunjung yang membeli tiket Museum saat itu dapat mengisi formulir Pendaftaran keikutsertaan,” ujarnya.

Adapun Koordinator Operasional Museum HOJ Agung D.J, mengatakan hakekatnya Dakon merupakan permainan jaman dulu kala yang sangat kental filosofinya serta perlu dilestarikan sehingga anak jaman millenial ini tidak melupakan Permainan Tradisional Dakon begitu saja tergerus jaman gadget modern. (Wit)