HOJ Museum Dibidik Outdoor Learning-nya Bantul

YOGYAKARTA: Pendidikan pada Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, Isdarmoko mengatakan saat ini pihaknya tengah mengajak para sekolah mengembangkan konsep outdoor learning sebagai bagian pendidikan abad 21 menjadi satu program pembelajaran siswa.

“Model pengembangan konsep outdoor learning seperti kunjungan ke museum, gunung, pantai, taman dan yang mendukung siswa belajar sesuatu dari lingkungannya,” kata Isdarmoko saat berbicara di forum
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se Bantul yang mengusung tema Inovasi Dalam Pembelajaran Menuju Kecakapan Abad 21 di Museum History Of Java Bantul Selasa sore (27/8).

Bantul, ujar Isdarmoko, telah sangat mendukung untuk pengembagan konsep outdoor learning ini. Karena juga memiliki berbagai museum pembelajaran memadai untuk para siswa.

Ia menyebut salah satunya Museum History Of Java yang beroperasi sejak akhir 2018 lalu dan menjadi satu favorit destinasi edukasi.

Museum modern yang berkonsep digital I.T yang bercerita tentang kehidupan yang dimulai 2.5 Juta tahun yang lalu, dengan tata letak ligthing, interior dekorasi, suasana yang menyenangkan ditambah dengan film sejarah layar lebar yang menarik di museum itu akan membuat para anak didik lebih mudah memahami sejarah.

“Suatu terobosan yang luar biasa dan sangat layak untuk diapresiasi oleh para pendidik dan seluruh siswa siswi untuk pembelajaran materi outdoor learning yang cukup menarik. Ini merupakan Museum pertama di Jogja yang dapat mendigitalisasi sejarah,” papar Isdarmoko.

Dikpora Bantul pun menilai Museum History Of Java menjadi museum yang layak dan perlu dikunjungi oleh semua sekolah se Kabupaten Bantul.

“Museum ini memiliki konsep alur cerita story line yang menarik, mewah displaynya, artefak tertata rapi dan indah, sehingga rekan – rekan dapat melihat, merasakan dan mendengar, semua panca indera kita terfokus dengan digital Augmented Reality nya,” ujarnya.

Ketua MKKS SMA se Kabupaten Bantul Kabul Mulyana menambahkan dalam program outdoor learning betapa pentingnya keberadaan museum sebagai pembelajaran awal nilai nilai budaya yang paling dasar. Museum sebagai ruang melihat lagi suatu peradaban citra suatu bangsa yang adiluhung.

“Kami kira keberadaan museum harus juga didukung sekolah, mengajak mereka rutin menyambangi museum itu untuk belajar sejarah, seperti sejarah Jawa yang bisa dilihat seperti di Museum HOJ ini,” ujarnya. (Wit)