BERITANET.ID : Sampai satu dekade mendatang Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi. Kondisi ini mendorong berbagai pihak menjalankan strategi untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia yang kreatif, tangguh dan adaptif. Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta berkolaborasi dengan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), Satgas GKMNU DIY, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) DIY melaksanakan program “Peningkatan Kapasitas Kaum Muda NU untuk Turut Serta Mewujudkan Anak-anak dan Remaja Indonesia yang Kreatif, Tangguh dan Adaptif”
Program ini bertujuan untuk Mewujudkan Generasi Muda yang Unggul dan Profesional untuk Kemaslahatan Indonesia melalui memahaman dan praktek nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah dan Mabadi’ Khoiro Ummah sejak dini. Kader muda NU harus disiapkan menjadi pelopor bagi pembangunan dan transformasi masyarakat. Untuk itu, sasaran dari program ini adalah kaum muda NU, anak-anak dan remaja usia 10 sampai 22 tahun. Kurang lebih 220 anak-anak dan remaja akan terlibat didalamnya.
Kepala Pusat Studi Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga (Pusdeka) UNU Yogyakarta menyampaikan bahwa program ini didesign khusus sesuai kebutuhan teman-teman IPNU dan IPPNU, anak-anak dan remaja. Mereka akan dilatih kemampuan berfikir kritis dengan perspektif qur’ani, mengenali diri sendiri, mengenali macam-macam emosi diri sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat ketika menghadapi persoalan. Disamping itu mereka juga dibekali ketrampilan analisis sosial, pengorganisasian, kepeloporan agar mereka siap menjadi agent of change.” Hal ini disampaikan pada acara Pembukaan Program sekaligus Training Analisis Sosial, Pengorganisasian, Kepeloporan dan Teknik Fasilitasi Anak-anak dan Remaja yang dilaksanakan pada Sabtu-Minggu, 16-17 Desember 2023 di Kampus Terpadu Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta.
Acara ini dihadiri sekaligus dibuka oleh Wakil Ketua PWNU Daerah Istimewa Yogyakarta, Bapak KH Amin Fauzan. “Tema satu abad NU adalah Merawat Jagad dan Membangun Peradaban. Hal ini harus digaungkan oleh seluruh pengurus, banom dan jama’ah NU. Membangun peradaban selama ini identik dengan dunia. Harusnya imbang dunia dan akhirat sebagai gerakan Mabadi’ Khoiro Ummah. Membentuk umat terbaik, yang berdaya menentukan arah perjalanan bangsa menuju maslahah (kebaikan) melalui karakter asshidqu (jujur) amanah, ta’awun (saling menolong) dan istiqomah (bersikap teguh) sejak dini. Program ini sebagai salah satu upaya mewujudkan hal tersebut” tutur KH Amin Fauzan dalam acara ini.
Program ini juga akan membentuk 10 kelompok belajar beranggotakan 200 anak-anak dan remaja di wilayah DIY. Mereka akan dikenalkan dengan nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah, mabadi’ khoiro ummah, dan remaja qeren qur’ani. “Selain belajar nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah, mabadi’ khoiro ummah, dan remaja qeren qur’ani, anak-anak dan remaja yang terlibat dalam program ini juga akan dibekali dan dikuatkan mengenai perspektif dan praktik kesetaraan gender, dan inklusi sosial.”, tutur Wiwin Siti Aminah Rohmawati, Kepala Pusat Studi Gender dan Inklusi Sosial. Hal senada juga disampaikan oleh Rika Iffati Farihah, Satgas GKMNU DIY bahwa program ini merupakan bagian penting dari proses kaderisasi agar anak muda Indonesia menjadi generasi tangguh, berperspektif gender, inklusif dan kreatif yang siap membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
Program ini diinisiasi dan dilaksanakan oleh Pusat Studi Gender dan Inklusi Sosial (GESI) dan Pusat Studi Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga (Pusdeka) Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta. Dalam implementasinya, juga melibatkan pengurus IPNU/IPPNU DIY dan Satgas GMNU DIY. “Saya pribadi sangat mendukung adanya kegiatan ini. Besar harapannya IPPNU sebagai organisasi pelajar melalui program ini nantinya bisa membantu rekanita-rekanita IPPNU yang lain atau pelajar di tingkatan sekolah dasar dan menengah pertama untuk bisa lebih mandiri, kritis, dan juga tentunya meningkatkan skill sehingga mampu menghadapi tantangan dunia luar yang semakin komplek.” Hal ini disampaikan oleh Fildzah Lina Rohmatina, Ketua PW IPPNU DIY.
Didi Manarul Hadi, Ketua PW IPNU DIY juga menyampaikan bahwa program ini sangat strategis untuk mengawal anak muda Nahdlatul Ulama sejak usia sekolah dasar dalam menjawab tantangan zaman, serta mendorong untuk melakukan transformasi terhadap realitas peradaban hari ini dan masa depan. Disamping itu program ini juga menjawab kebutuhan anak muda Indonesi yang hari ini sedang menghadapi bonus demografi, supaya anak muda mampu berinovasi, produktif, dan menjadi pelopor dalam membangun bangsa menuju Indonesia emas 2045.