Hudha Sungsang Purwito berhasil mendapatkan medali dalam pertandingan e-sports Porwanas 2022. (istimewa)
BERITANET.ID : Kontingen Siwo PWI DIY Hudha Sungsang Purwito berhasil pecah telur dalam perolehan medali di ajang Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) 2022 lewat catatan apik di Cabang E-sports.
Melalui kontribusi Hudha Sungsang Purwito kontingen e-sports DIY tersebut berhasil mempersembahkan medali pertama, yaitu sekeping perunggu, Rabu (23/11/22) sore, di Malang, Jawa Timur.
Hudha Sungsang Purwito menjadi motor keberhasilan tim e-sports yang bertanding di nomor Pro Evolution Soccer (PES) pada Porwanas kali ini. Pada gim sepak bola elektronik yang dimainkan melalui perangkat Play Station itu, Hudha menunjukkan bakatnya sebagai pemain gim handal.
“Seharusnya kami bisa melaju ke final, tapi entah kenapa tiba-tiba aturannya berubah. Awalnya di semifinal kami menang di match pertama dengan skor 1-0, dan kemudian kalah 2-0. Tapi, seharusnya ada match ketiga jika mengacu pada aturan di technical meeting. Nah, saat itu kok nggak ada,” katanya.
Meski kecewa karena adanya perubahan aturan, Hudha lebih memilih legawa. Baginya azas fairplay, dan yang terpenting sportivitas serta persaudaraan, tetap dipegangnya.
“Yang terpenting (kecurangan) bukan dari kami. Kontingen DIY ke Porwanas kali ini bertekad untuk berprestasi, namun yang terpenting adalah menjalin persaudaraan. Itu di atas segalanya,” tutur Hudha.
Memayu hayuning bawana
Menariknya, perjalanan Hudha Sungsang Purwito memang penuh warna. Tak hanya seorang jurnalis yang handal, pria yang kini mulai menginjak usia 40-an itu juga pernah berkecimpung di dunia sepak bola, tepatnya sebagai Direktur Teknik Persitema Temanggung.
Di ajang Porwanas 2022 ini, Hudha Sungsang Purwito bahkan juga menjadi kapten kesebelasan tim Siwo PWI DIY. Jiwa kepemimpinan memang telah terbentuk sejak lama, termasuk ketika meniti karir di dunia jurnalistik pada tahun 2012 silam di sebuah stasiun televisi swasta.
“Ini merupakan partisipasi kedua saya di Porwanas. Sebelumnya di Bandung, kami mendapatkan medali perak di sepak bola,” ungkap jurnalis kelahiran 9 Juni 1982.
Banyak kisah menarik dari perjalanan Hudha menjadi seorang manajer di klub strata ketiga persepakbolaan nasional. Suami dari Erni Subekti ini mengaku sudah banyak makan asam garam soal kondisi kompetisi sepak bola nasional yang terkadang buram serta dipenuhi intrik.
Namun demikian, seperti halnya prinsip yang ia bawa ketika berlaga di Porwanas, yaitu fairplay dan sportivitas, Hudha tak ingin larut dalam ‘kebusukan’ persepakbolaan nasional.
Beberapa kali, ia menyeritakan soal kecurangan yang dialami Persitema ketika melakoni perjalanan kompetisi Liga Nusantara.
“Yang penting kita junjung sportivitas, dan tak ikut merusak sepak bola nasional,” ujar putra almarhum Isman Dwijo dan Nunuk Sukiyati kala mengisahkan pilunya keikutsertaan Persitema pada kompetisi tahun lalu.
Dengan prestasinya di Porwanas XIII tahun ini, Hudha membuktikan sebagai sosok yang multitalenta namun tetap rendah hati. Bahkan, ketika kini mulai terjun ke dunia politik, Hudha tetap ingin bermanfaat bagi sesama.
“Saya memegang prinsip Jawa yaitu filosofi memayu hayuning bawana. Harus bisa memberi pengayoman kepada bawana alit, sedang dan besar. Bawana alit adalah lingkungan keluarga, jadi saya harus bisa memberi manfaat bagi keluarga dan kemudian masyarakat, dan selanjutnya bangsa dan negara,” tandasnya. (Rls)