BERITANET.ID : PT Majapahit Manajemen Hotel menjadi investor baru proyek apartemen Malioboro Park View di Jalan Laksda Adisutjipto Yogyakarta.

Kemunculan investor baru ini membuat 371 konsumen apartemen itu bisa bernafas lega karena dana investasinya kian terang benderang.

PT Majapahit Manajemen Hotel sendiri telah menanamkan lebih dari Rp 500 miliar dana untuk menghidupkan kembali proyek yang mangkrak tersebut.

PT yang ditunjuk oleh kurator Marcelino Palit SH MH dan Romi Habie SH, ini mulai bekerja pada Maret 2022 dan menarget akan menyelesaikam pembangunan tiga tower di apartemen Malioboro Park View.

Marcelino Palit SH MH, kurator Malioboro Park View mengatakan sejak PT Malioboro Ensu Sejahtera dinyatakan pailit pada 8 Maret 2021, timnya terus berusaha menyelesaikan terkait hutang-hutang. Diakuinya ada beberapa perusahaan yang sempat ingin masuk untuk melanjutkan usaha.

“Ada beberapa yang mau masuk tapi ada halangannya. Baru dari PT Majapahit Manajemen Hotel ini yang kami terima dan tunjuk untuk melanjutkan usaha. Kami memutuskan untuk mengelola dan mengoperasikan apartemen ini,” ungkapnya, Senin (5/9/2022).

Marcelino mengungkap persoalan kepailitan telah teratasi dan pihak investor telah siap melakukan operasional baik pemasaran dan penyelesaian pembangunan.

Ia pun memastikan konsumen lama yang berjumlah 371 orang bisa bernafas lega karena pembangunan akan dilanjutkan sampai selesai.

“Konsumen lama, debitur kami tetap mengarrange mereka untuk bersabar, kami harus menghitung adakah yang harus ditambahkan oleh mereka. Setelah ditinggalkan PT yang lama mereka seperti kehilangan induk. Saat ini mereka bisa bernafas lega bahwa kami menunjukkan ada pekerjaan agar mereka bisa menempati lagi. Kalau ada nilai yang ditambahkan, maka kami sampaikan untuk ditambahkan. Konsumen saat ini 371 dan mereka semua tetap update. Kami ada tiga tower, total unit 1.800 kamar. Jumlah di luar 371 ini yang masih sangat available dan bisa dibeli oleh masyarakat,” sambungnya.

Romi Habie SH, menambahkan pihaknya menyampaikan agar konsumen lama tidak khawatir lagi dengan perjalanan ke depan apartemen. Komunikasi terus dijalankan dan konsumen lama diakui mendukung langkah investor baru.

“Kami tetap hendaki ini jadi hunian proporsional yang sesuai keinginan awal sebagai super block Malioboro City. Kami berharap bisa mewujudkan harapan awal pembangunan dahulu. Kalau untuk konsumen lama ada istilah top up karena satu yang membuat pailit adalah memainkan harga sehingga beban hutang menjadi lebih tinggi. Ini akan dibahas mendetail ke depan,” ungkapnya lagi.

Sementara Direktur Operasional PT Majapahit Manajemen, R Dadang Zohar menyebut lebih dari Rp 500 miliar dana yang diinvestasikan dalam proyek tersebut meski enggan merinci lebih jauh. Ditargetkan pembangunan akan selesai 3 tahun dan bisa beroperasi dengan maksimal.

“Kami diberi tugas kurator tiga tahun harus selesai semuanya. Ini fokus kami dalam penyelesaian. Kalau kita hitung perputaran misalnya satu kamar saja Rp 500 juta dikalikan 1.800 maka bisa sampai Rp 900 miliar. Ya mungkin investasi kami berada pada kisaran itu tapi di bawahnya,” ungkapnya lagi.

Pihak Majapahit Manajemen mengaku tertarik untuk berinvestasi di Malioboro Park View karena melihat potensi besar dari proyek tersebut. Meski sempat berhitung karena latarbelakang yang sempat mangkrak, akhirnya investasi besar dilabuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

“Kami tertarik karena Jogja daerah luar biasa, wisata tidak pernah sepi dan banyak pendatang yang ingin berinvestasi jangka panjang dengan return bagus. Kami melihat di Malioboro Park View ini harga jualnya lebih rendah dari apartemen di Jogja, artinya terjangkau untuk investor. Ini menarik, kami hitung dan semoga dengan perhitungan matang yang tentu dampaknya bagi kami akan cepat menyelesaikannya,” pungkas dia. (Red)