YOGYAKARTA: Liburan kemarin, sengaja aku lewatkan bersama gank- ku untuk mengunjungi salah satu destinasi baru di Yogyakarta, namanya Museum History of Java atau biasa dikenal dengan sebutan Museum HOJ.

Lokasi museum ini ada di Jalan Parangtritis km 5,5 Sewon Bantul, tak terlalu jauh dari Malioboro, mungkin hanya sekitar 15 menitan dengan perjalanan santai.

Setelah membeli tiket masuk, kami bertiga mulai melangkahkan kaki memasuki ruang Theatre museum itu lalu menyaksikan film yang berdurasi 15 menit. Film yang diputar itu tentang sejarah terbentuknya Pulau Jawa dan Nusantara sekitar 2,5 juta tahun yang lalu.

Kunjungan kami ditemani guide sabar nan cantik, Valen. Valen menunjukkan kami cara bermain cerita foto dan video melalui teknologi augmented reality swa yang penggunaannya dilakukan dengan cara mengunduh aplikasinya dulu di Google Play Store.

Setelah aplikasi itu terunduh, lalu dengan beberapa prosedur sederhana bisa membuat kami melihat hadirnya gambar binatang, benda benda serta manusia purba jaman prasejarah dalam bentuk nyata 3 Dimensi. Kerennya gambar yang hadir disertai effek suara yang mengasyikkan yang muncul tiba tiba di hadapan pengunjung.

Tak sampai di situ kepuasan kami. Selanjutnya kami bertiga melanjutkan tour museum ke wahana selanjutnya di ruang koleksi museum itu.

Selama 10 menit terlewati sambil menyaksikan sederet benda benda cagar budaya yang tertata cantik dan rapi di lemari display dengan tata lampu display menyorot benda benda tersebut dengan seisinya.

Namun, ada satu momen yang membuat kami bertiga mulai berdiri roma. Saat sedang asyik menikmati koleksi unik sembari mendengar alunan musik gending syahdu mendayu dayu, tiba tiba tercium bau kembang. Belum sempat menerka apa aroma kembang itu, di menit selanjutnya, kami sontak makin merinding dengan munculnya suara jeritan tak jauh dari kami berdiri. Makin tak karuanlah perasaan kami ketika suara tersebut berganti dengan isak tangis, sayu sayu terdengar dari ujung lorong sebelah wahana.


Rasanya kaki kami ingin berlari saja saat itu tapi rasanya sudah tak punya daya untuk berlari ke luar. Kami hanya mampu saling berpegangan tangan erat erat dan mencoba mencari tahu pada Story Teller kami.

“Suara jeritan dan tangisan siapa itu Mbak ?” tanyaku.

Untunglah, Story Teller kami saat itu langsung memanggil keluar rekannya dan langsung memperkenalkan rekannya sesaama staf di museum itu yang berkostum dan bermake up ala hantu. Sontak kami pun tertawa geli saat itu.

Rasa takut dan sedikit kaget serta bercampur malu mulai mencair bak lelehnya es batu sekaligus rasa kagum mendalam setelah diberi penjelasan oleh mbak Valen.

Bahwa tiga hari dalam memperingati Hari Hallowen Oktober 2019 pengunjung diberi sensasi tour museum yang sedikit menegangkan memberikan pengunjung ya pengalaman yang tidak terlupakan.

Direktur Humas Museum , Ki Bambang , Widodo S.PM.M.Pd mengatakan bahwa Museum HOJ ( History Of Java ) selalu mengikuti perkembangan museum jaman now dimana pengunjung museum selalu diberi sensasi yang berbeda tiap bulannya.

Sentuhan sentuhan khas yang mungkin tidak dirasakan di museum museum yang lain sentuhan panca indra,melihat suatu sosok dari mata ,dari hidung mencium bau kembang,dari telinga mendengarkan suara suara yang berbeda dengan biasanya dan isak tangisan, jeritan yang semuanya dapat membuat sensasi tersendiri, membuat pengalaman yang tak terlupakan.

Demikan hal nya berganti ke bulan Desember para petugas dengan berkostum Santa dan yang lain berpakaian perwayangan, ikut menghibur pengunjung nya dengan pemberian candies – chocholate sambil membagikan lembar mewarnai tematik Natal dan Tahun Baru ke anak anak.

Berbeda lagi di bulan Januari 2020, tak ketinggalan, museum ikut dimerahkan dengan lampion dan hujan angpao, sampai para guide pun ikut berkostum merah merah.

CEO Marcom DTopeng Kingdom Group Elly T Halsamer mengatakan tema Imlek diangkat pada Januari ini untuk seluruh grup di bawah bimbingan dan naungan Dtopeng Kingdom.

Elly mengatakan Tahun Baru Imlek atau yang dikenal dengan peringatan Tahun Baru Kalendar Chinese yang jatuh pada tanggal 25 Januari nanti, selama 2 hari berturut turut museum HOJ akan memberikan Voucher Surprise Hadiah di Pohon Angpao, ada Tiket Masuk wahana museum museum yang lain di dalam 1 grup di bawah naungan DKG Grup, ada hadiah merchandise cantik dan masih banyak lagi hadiah yang sengaja dipersiapkan untuk pengunjungnya.

“Tujuannya tematik ini mengajarkan pada kita semua untuk bersikap mengucap syukur telah mendapat kesempatan hidup bertetangga berdampingan secara damai, bertumbuh dan berkreativitas bersama dalam suatu negara yang toleran dalam perbedaan, suatu negara yang menghormati keberagaman dan pluralisme dan nilai nilai kemanusiaan dalam bermasyarakat,” kata Elly.

Elly mengatakan museum sekarang haruslah lebih gaul, lebih mengerti tentang psikologis pegunjungnya, yang lebih dapat menyajikan arti petualangan tersendiri saat berkunjung ke museum.

“Tidak cukup hanya menyajikan benda benda artefak yang sudah tersusun rapi saja ataupun dengan penjelasan detail , ataupun kepiawaian bercerita Sang Story Teller nya, kecanggihan digital IT pun ikut disertakan demi kepuasan pengunjung disertai dengan sentuhan khas yang tematik,” katanya. (Wit)